Palembang, SumselSatu.com
Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel segera mengatasi kebakaran lahan yang terjadi di Sumsel.
Salah satu dampak kebakaran lahan yang dirasakan warga Palembang adanya kabut asap.
“Kami serukan untuk segera memaksimalkan peran eksekutif dalam menanggulangi kabut asap ini,” ujar Ketua Repdem Sumsel Achmad Sazali kepada SumselSatu, Senin (16/9/2019).
Pria yang akrab disapa Bung Jack itu menilai, Pemprov Sumsel dan instansi terkait lainnya belum maksimal menangani kebakaran lahan, sehingga kabut asap tebal terjadi.
“Saat menyongsong Asian Games, Sumsel bisa menunjukkan zero asap. Artinya, totalitas dan keseriusan yang dibutuhkan,” tandas mantan Ketua PIJAR tersebut.
Jack mengatakan, semakin tebal kabut asap semakin banyak implikasi terhadap kehidupan masyarakat.
“Tentu yang dirugikan adalah masyarakat, bahkan ada bayi di Kecamatan Talang Kelapa, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, meninggal dunia menderita ISPA akibat kabut asap,” katanya.
Sebagai bentuk keprihatinan, Repdem Sumsel membuka posko pengaduan di Jalan Basuki Rahmat, Palembang. Warga juga dapat nebyanoaikan laporan melalui WhatsApp (WA) di nomor +6282125446041 atas nama Payumi, dan +6281229044747 atas nama Firly Darta, SH.
“Laporan ini nantinya akan kami salurkan kepada pihak terkait, diharapkan dapat menjadi refrensi dalam melakukan action. Semisal ada pengaduan bertambahnya jumlah titik-titik api, akan kami segera sampaikan ke pemprov, sehingga pemprov dapat terencana dalam memberikan penangan,” kata Jack.
Dia juga menghimbau Gubernur Sumsel, bupati/walikota kabupaten/kota di Sumsel untuk selalu siap mengatasi kebakaran lahan.
“Gubernur, bupati, walikota itu pelayan rakyat. Artinya harus siap siaga untuk rakyat. Itu yang harus dipahami bersama,” tandasnya.
Deru Fokus Tangani Karhutlah
Terpisah, Gubernur Sumsel Herman Deru menyatakan, ingin fokus menangani kebakaran hutan dan lahan (Karhutlah) di Sumsel.
Deru membatalkan kunjungan kerja (Kunker) ke Korea Selatan dan Rumania yang dijadwalkan dalam waktu dekat. Dia mengatakan, kunjungan itu untuk menemui Duta Besar RI dan memaparkan potensi sumber daya alam (SDA) Sumsel guna menarik investor dari kedua Negara.
“Saya batalkan (kunker-red) karena kondisi kita sedang begini (kabut asap-red),” ujar Deru.
Dia mengatakan, pembatalan kunker bukan karena mendapat kecaman dari masyarakat Sumsel terkait kabut asap semakin tebal.
“Ini bicara tanggungjawab, bukan karena ancaman,” kata Deru.
Deru menginstruksikan bupati dan walikota serta kepala pemerintahan hingga tingkat desa/kelurahan di Sumsel tetap berada di daerah masing-masing untuk mengatasi Karhutlah.
“Bupati, walikota, camat hingga kepala desa harus tetap standby dan pantau sedetil mungkin fire spot di wilayahnya. Jangan meninggalkan tempat jika tidak melakukan perjalanan yang sangat prinsip. Boleh melakukan kunjungan tetapi di daerahnya saja,” kata Deru.
Deru berencana membeli alat pemantau kabut asap untuk mengetahui secara real time kondisi di setiap daerah. Dia mengatakan, kekurangan data informasi lantaran minimnya tim di lapangan.
“Anggarannya kami tidak tahu, kami lakukan pemaparan dulu. Kalau menunggu bantuan dari BNPB dan BPBD tentu anggaran terbatas. Kami lihat hasil pemaparannya, kalau bagus untuk mendukung, 2020 bisa digunakan,” kata Deru.
Sebelumnya, pada Minggu (15/9/2019), Kabid Penanganan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel Ansori menyampaikan, ada 348 hotspot atau titik api terpantau pada Sabtu (14/9/2019).
Terbanyak di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), yakni 146 titik. Kemudian, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) 45 titik dan Musi Rawas Utara (Muratara) 42 titik.
“Hampir rata-rata lahan yang terbakar merupakan gambut, sehingga sulit dipadamkan,” ujar Ansori.
Ansori menyatakan, pihaknya telah melakukan upaya pemadaman api, baik dari jalur darat maupun udara. Tujuh helikopter telah digunakan untuk menyiram api. Helikopter waterbombing telah 248 kali menumpahkan 992 ribu liter air. Area yang dilakukan waterbombing di Pangkalan Lampam OKI, Tulung Selapan, dan Kebun Raya Sriwijya Ogan Ilir. #arf/net
JUMLAH TITIK API TERPANTAU DI SUMSEL PADA SABTU (14/9/2019), BERDASARKAN DATA BPBD SUMSEL:
KABUPATEN |
JUMLAH TITIK API |
OKI |
146 |
Muba |
45 |
Muratara |
42 |
Banyuasin |
35 |
Ogan Ilir |
25 |
Musi Rawas |
16 |
Muara Enim |
12 |
PALI |
9 |
Empat Lawang |
7 |
OKUT |
5 |
Lahat |
4 |
OKU |
2 |