Palembang, Sumselsatu.com
Manajemen Sriwijaya FC segera meluncurkan atau launching Pro Elit Akademi, wadah pembinaan pemain muda dari kelompok umur 16 tahun (U-16) yang dibentuk berdasarkan aturan yang dibuat Liga Indonesia Bersatu (LIB).
Direktur Pengembangan Usia Dini Sriwijaya FC Bambang Supriyanto menerangkan, Pro Elit Akademi merupakan pembinaan yang harus dimiliki setiap klub profesional di Tanah Air. Karena, klub harus mempunyai pembinaan yang berkesinambungan dari tim junior hingga ke senior, mulai dari U- 14, U-16, U-19 dan U-21 hingga mencapai tim senior.
“Ada target yang akan dibangun PSSI untuk masa depan sepakbola, dan semua akan mencapai target pada tahun 2025 melalui proses pembinaan yang terukur dan terstruktur. Artinya, target semuanya dibebankan pada anak-anak pada usia 14 dan 16 saat ini. Bukan juga berarti kompetisi saat ini kurang bermutu, hanya saja kami akan menekankan pada target di 2025, agar sepakbola Indonesia bisa sejajar dan berbicara di kancah internasional. Jadi, memang kami tekankan pada anak-anak Pro Elit Akademi yang sekarang ini,” terang Bambang, Selasa (29/5/2018).
Bambang menjelaskan, launching Sriwijaya FC Pro Elit Akademi direncanakan bareng peluncuran Sriwijaya FC U -19 sebelum lebaran nanti.
“Akan dikemas sedemikian rupa, hingga ada games antara Pro Elit Akademi versus U-19. Bahkan, nanti ada beberapa pemain senior yang terlibat dalam games tersebut,” kata Bambang.
“Untuk tim pelatih pada Pro Elit Akademi, sudah ditunjuk Pelatih Kepala-nya Fauzi Toldo. Kami juga sudah tahu kapasitas dan pengalaman Beliau dalam menangani tim junior. Terakhir pada Porprov 2017, Fauzi Toldo membawa Pagaralam menjadi juara cabor sepakbola,” tambahnya.
Tangan dingin Fauzi Toldo, papar Bambang, sangat dibutuhkan menggodok anak-anak muda Sumsel. Apalagi, Fauzi Tuldo juga pernah menjadi penjaga gawang utama Sriwijaya FC beberapa tahun lalu. Tujuan manajemen, tentu ada estafet prestasi, dari senior ke junior, dari U-19 ke U-16 kemudian ke U-14.
Untuk pencarian bakat U-16 Pro Elit Akademi, kata Bambang, manajemen bekerjasama dengan POPPSI yang membawahi beberapa sekolah sepakbola (SSB) terbaik yang ada di Sumsel.
“Jadi kami ambil pemain-pemain dari berbagai SSB di Sumsel dengan parameter-parameter tertentu. Karena kami ada target, jadi kami menentukan siapa saja yang berhak masuk dalam Pro Elit Akademi. Kami tidak asal pilih, tim pelatih juga melakukan pemantauan yang sangat ketat. Pemantauan itu mulai dari fisik, teknik dan visi bermain atau pemahaman dalam sepakbola,” terangnya.
Bambang menambahkan, saat ini sudah terkumpul 25 pemain, namun idealnya manajemen akan mencari hingga 30 pemain, dengan memberlakukan sistem promosi degradasi.
“Tapi anak-anak yang sudah tergabung dalam 25 orang pemain ini tidak automaticly be a members of SFC. Dalam perjalanannya, kalau mereka tidak mampu bersaing dengan sesama mereka, otomatis tim pelatih akan mendegradasi dengan aturan poin–poin,” kata Bambang. #ard