Palembang, SumselSatu.com
Saat ini, tenaga dokter spesialis anestesi yang mengabdi di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) hanya ada 43 orang. Dengan jumlah tersebut bisa dipastikan Sumsel masih sangat kekurangan tenaga medis yang ahli di bidang anestesi.
Hal ini terungkap dalam kegiatan The 6 th National Meeting Indonesia Sociaty of Committee Anesthesiology for Pain Management yang digelar di Hotel Novotel, Palembang, Jumat (22/3/2019).
Prof dr A Husni Tanra, PhD, yang tampil sebagai pembicara, mengatakan, pada era revolusi industri 4.0 teknologi sangat berperan. Karena itu, tema yang diambil dalam kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat kerjasama seluruh dokter anestesi.
“Semua orang ke dokter kadang hanya karena nyeri. Padahal ketika ada gejala kanker mereka tidak ke dokter. Itu perlu endoskopi untuk tahu ganas atau tidak. Gejala awal kanker itu 95 nyeri. Itu peran dokter anestesi menghilangkan nyeri pada penderita kanker,” katanya.
Ketika ditanya jumlah dokter anestesi di Indonesia, Husni menyebut angka 1.700 orang. Di Sumsel sendiri jumlah dokter anestesi hanya 43 orang.
“Jumlah itu sangat kurang. Idealnya jumlah dokter anestesi di atas 100 orang. Jadi yang ada sekarang di Sumsel sangat kurang,” bebernya.
Dia menjelaskan, pemerintah bertanggungjawab menurunkan angka kematian ibu dan anak. Saat ini angka kematian ibu dan anak masih tinggi meski jumlah perawat dan bidan sudah banyak.
“Jumlah kematian ibu dan anak masih tinggi karena jumlah dokter anestesi masih kurang. Kelebihan dokter anestesi adalah bisa kasih udara di paru-paru. Itu terjadi pada bayi yang baru lahir. Anak mati tidak bisa bernapas dan ibu mengalami pendarahan,” ucapnya.
Menurut Husni, kurangnya dokter anestesi ini karena peminatnya masih sedikit. “Teknologi ini mengubah peradaban. Nanti akan banyak dokter anetesi,” ucapnya.
Sementara dr Rizal Zainal, SPAn, KMNF mengatakan, yang hadir dalam acara ini adalah para dokter penanganan nyeri yakni dokter anestesi. “Kegiatan ini berkala setiap dua tahun sekali. Peserta yang ikut se-Indonesia, sebagian besar dokter anestesi,” paparnya.
Untuk tema kegiatan, Rizal menuturkan, tema ini berkaitan dengan akreditasi rumah sakit. Jadi yang hadir, selain dokter anestesi, juga ada dokter umum dan perawat.  “Kegiatan dari tanggal 19 sampai 23 Maret. Di sini ada 300 peserta,” pungkasnya. #nti