OKUT, SumselSatu.com
Progres pembangunan Bendungan Tiga Dihaji di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan (OKUS), sudah berjalan 66 persen. Pembangunan bedungan terbesar di Sumsel yang memakan biaya Rp7,3 triliun ini ditargetkan kelar tahun 2026.
“Untuk progres pembangunan Bendungan Tiga Dihaji sudah berjalan 66 persen dan ditargetkan akan selesai tahun 2026,” ujar Menteri PU Dody Hanggodo saat berkunjung ke Bendungan Perjaya, OKUT, Kamis (31/10/2024).
Bendungan pertama terbesar di Sumsel akan menambah pasokan air pada daerah irigasi komering untuk lahan pertanian seluas 34.824 hektare dari total kebutuhan 124.000 hektare.
Selain untuk irigasi persawahan, bendungan ini juga dapat dimanfaatkan untuk konservasi sumber daya air, pengendalian banjir atau mereduksi banjir sekitar 39,5 persen Q50 dan pemenuhan kebutuhan air baku sebesar 1 m3/detik dan pembangkit listrik 4×10 MW. Bisa juga untuk pariwisata dan olahraga air.
Menurutnya, pembangunan Bendungan Tiga Dihaji ini memiliki kesulitan karena tempatnya agak tinggi dan elevasinya juga tinggi. Namun balik ke konsep awal apapun yang dikerjakan dilakukan secara maksimal.
“Pembangunan Bendungan Tiga Dihaji ini juga mengurangi pompa jadi tempat airnya tinggi dapat mengalir ke sawah petani seperti di Bendungan Perjaya. Selain itu PLTA yang dihasilkan juga besar mencapai 40 MW,” tuturnya.
Pembangunan Bendungan Tiga Dihaji juga untuk meningkatkan indeks tanam yang sebelumnya 1,78, diharapkan dengan adanya Bendungan Tiga Dihaji indeks tanaman naik menjadi 2,8 – 3,8.
“Semuanya ini akan dikoordinasikan dengan menteri pertanian dan teknis terkait karena tanpa support mereka tidak ada gunanya selain itu bendungan dan pembangunan Bendungan Tiga Dihaji untuk meningkatkan swasembada pangan,” katanya. #fly