Palembang, SumselSatu.com
Berpuasa selama bulan Ramadan wajib hukumnya bagi umat Muslim. Puasa menahan diri dari rasa haus, lapar, dan perbuatan buruk. Namun, tidak jarang puasa terancam gagal karena sakit kepala yang tidak tertahankan. Mengapa sakit kepala sering terjadi selama berpuasa dan bagaimana cara mengatasinya?
Web Kesehatan menulis, berdasarkan penelitian, sakit kepala selama bulan Ramadan paling sering terjadi pada siang hari atau pada sore hari menjelang waktu berbuka. Semakin lama masa berpuasa, bisa semakin parah pula sakit kepala yang dirasakan.
Meskipun sakit kepala saat puasa bisa mengenai orang tanpa riwayat sakit kepala, kondisi ini lebih sering dialami dan parah sifatnya bagi mereka yang pada dasarnya sering mengalami sakit kepala.
Dr Elliot Shevel, seorang pioneer dalam operasi migrain di Afrika Selatan dan direktur The Headache Clinic, menjelaskan bahwa sakit kepala saat puasa bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti rendahnya gula darah, meningkatnya stres, dan sakau kafein.
Berikut penyebab sakit kepala saat puasa dan cara mengatasinya.
Dehidrasi
Merupakan penyebab paling umum dari sakit kepala saat puasa. Dehidrasi terjadi ketika manusia tidak minum cukup banyak air saat sahur dan berbuka puasa. “Otak manusia paling banyak terdiri dari air dan sangatlah sensitif terhadap jumlah asupan air yang didapatnya. Jika mendeteksi bahwa jumlah asupan air terlalu rendah, otak akan mulai memproduksi histamin,” terang Dr Shevel.
Histamin inilah yang secara langsung memicu nyeri dan kelelahan, yang dialami sebagai sakit kepala dan tubuh lemas selama berpuasa.
Ini sebenarnya tidaklah lebih dari proses alami tubuh yang berusaha menjaga keseimbangan kadar air; otak melakukan penjatahan dan konservasi air untuk melindungi dirinya jika kondisi kekurangan air berlangsung untuk waktu lama.
Selain itu, sakit kepala merupakan sinyal dari otak bahwa kita mengalami dehidrasi dan tuntutan supaya kita segera memenuhi kebutuhan air bagi tubuh.
Kita bisa mengurangi kemungkinan sakit kepala, atau mengurangi tingkat keparahannya, dengan minum minimal satu liter air putih saat sahur dan minum lebih banyak lagi saat berbuka untuk mengembalikan cairan tubuh.
Hipoglikemia
Hipoglikemia, atau rendahnya kadar gula darah, juga bisa menjadi pemicu sakit kepala yang bersifat lebih parah saat puasa. Jika kita mengonsumsi makanan dengan kandungan gula yang tinggi dan terlebih dalam porsi besar saat sahur, kadar gula darah akan meningkat di pagi hari, dan kemudian akan menurun banyak di siang hari akibat tidak adanya asupan makanan bagi tubuh. Penurunan kadar gula darah yang drastis inilah yang mungkin menyebabkan sakit kepala saat puasa.
Cara terbaik untuk mengatasi sakit kepala saat puasa akibat hipoglikemia adalah dengan mencegah terjadinya penurunan drastis pada kadar gula darah dalam tubuh. Kita bisa melakukannya dengan mengonsumsi makanan dengan kandungan gula yang rendah saat sahur.
Membatasi diri untuk tidak mengonsumsi makanan tinggi gula secara berlebihan saat berbuka juga bisa membantu menjaga keseimbangan kadar gula darah dan membiasakan tubuh terhadap pola makan yang baru saat puasa.
Perubahan pola tidur
Harus bangun dini hari untuk sahur bisa dirasa berat bagi sebagian besar orang, tetapi melewatkan sahur bukanlah keputusan yang bijak. Perubahan pola tidur selama bulan Ramadan bisa memicu kelelahan, stres, dan kekurangan tidur, yang masing-masing berkaitan dengan sakit kepala.
Tubuh kita sudah diharuskan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan pola makan selama puasa, dan perubahan menyangkut hal lainnya, sekecil apapun itu, bisa memperburuk reaksi tubuh. Akibatnya, kita akan sering mengalami sakit kepala dan lekas marah, sifat yang seharusnya dihindari selama bulan Ramadan.
Menyesuaikan diri dengan pola tidur yang baru memang akan terasa sulit untuk beberapa hari pertama, tetapi ada cara untuk mengakali sakit kepala yang diakibatkannya. Kuncinya adalah berusaha untuk tidur dan bangun di sekitar waktu yang sama setiap harinya selama Ramadan.
Hindari bangun hingga larut malam, dan tetaplah terjaga di jeda waktu antara selesai sahur dan jam beraktivitas. Terkadang, kembali tidur meskipun sudah pagi bisa membuat tubuh semakin terasa berat dan kelelahan, dan jeda waktu ini bisa digunakan untuk mempersiapkan tubuh dan mental untuk menghadapi satu hari tanpa asupan makanan dan minuman.
Sakau kafein
Salah satu penyebab paling umum lainnya dari sakit kepala saat puasa adalah sakau kafein, ini dialami oleh semua orang yang mendapatkan asupan kafein secara rutin dalam waktu normal. Tanda-tanda jelas bahwa kita sudah kecanduan kafein adalah jika kita tidak bisa menjalani seharipun tanpa kopi. Kita selalu mengandalkan kopi untuk terus terjaga, kita percaya bahwa tanpa kopi kita tidak akan bisa berkonsentrasi.
Gejala putus kafein terjadi karena kafein yang terdapat dalam tubuh tidak terjaga kadarnya akibat menurun drastisnya konsumsi kopi selama bulan puasa. Salah satu cara efektif untuk mencegah hal ini terjadi adalah dengan secara bertahap mengurangi konsumsi kafein beberapa minggu sebelum puasa pertama.
Meskipun sulit, ini akan mengurangi efek negatif yang dirasakan karena tidak dapat minum kopi di sepanjang hari. Jika kita harus mengonsumsi kopi saat puasa, minumlah satu cangkir di saat sahur dan bukan saat berbuka. Ini juga bisa mencegah sakit kepala akibat kekurangan kafein dan mencegah kita terus terjaga di malam hari. #ama/net