OKI, Muba, dan Banyuasin Alami Kerusakan Lahan Gambut Paling Parah

GAMBUT – Para pembicara pada sosialisasi kegiatan bantuan ekonomi produktif Badan Restorasi Gambut (BRG) di Hotel Amaris, Senin (10/9/2018). (FOTO: SS1/YANTI)

Palembang, SumselSatu.com

Saat ini, kerusakan lahan gambut paling parah terjadi di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), dan Kabupaten Banyuasin.

Hal ini terungkap dalam sosialisasi kegiatan bantuan ekonomi produktif Badan Restorasi Gambut (BRG) di Hotel Amaris,  Senin (10/9/2018).

Untuk memulihkan kondisi lahan gambut, BRG menggalakkan program 3R yaitu rewetting (pembasahan kembali gambut), revegetation (revegetasi), dan revitalization (revitalisasi).

Untuk program revitalisasi,  Badan Restorasi Gambut memberikan bantuan uang bagi 16 kelompok masyarakat (pokmas)  di tiga kabupaten dengan kerusakan lahan gambut paling parah tersebut.

Deputi 2 BRG, Soesilo Indrarto mengatakan, di Indonesia ada  tiga provinsi yang lahan gambut paling rusak yakni Jambi, Sumsel, dan Riau.  Oleh sebab itu,  Sumsel masuk dalam program pemulihan lahan gambut.

Untuk program revitalisasi, lanjut Soesilo, 3R tergantung dari kebutuhan berbasis lahan untuk pengembangan ramah lingkungan. Misalnya membuat perkebun nanas,  jahe, perikanan, dan petenakan bebek atau itik.

“Satu pokmas nanti akan diberi bantuan uang Rp 100 juta hingga Rp200 juta. Bantuan ini digulirkan tergantung usulan kegiatan pokmas. Melalui sosialisasi ini kita ingin mengetahui pokmas akan membuat program apa dan  biaya yang dibutuhkan,” bebernya.

Soesilo melanjutkan, pemberian bantuan ini akan diberikan paling lambat bulan Oktober.

“Untuk di Sumsel ada tiga kabupaten yang mendapatkan bantuan yakni Muba, Banyuasin, dan OKI. Tiga kabupaten itu mendapatkan bantuan karena kerusakan lahan gambutnya paling parah dan paling luas,” tandasnya.

Kabid Pengendalian Kerusakan dan Pemeliharaan Lingkungan Hidup BLH Provinsi Sumsel Ir Handeli Ugihan, MSi mengatakan, sosialisasi ini untuk peningkatan ekonomi produktif di kawasan hidrologis gambut (KHG).  Artinya itu bagian program restorasi gambut.

Pada program rewetting, semua lahan gambut yang kering dibasahi. Program ini dilaksanakan di Muba,  Banyuasin, dan OKI.

“Tiga daerah itu yang jadi sumber kebakaran hutan dan lahan. Kegiatannya adalah kanal-kanal yang mengelilingi gambut dibendung dibloking,” ujarnya.

Untuk program revegetation  yakni menanam kembali lahan gambut yang telah terbakar dengan tanaman kayu lokal.

“Disesuaikan dengan kondisi lahan. Menghutankan kembali lahan gambut agar iklim semakin baik,” katanya.

Selanjutnya program revitalization. Menurut Handeli, program ini menyentuh pemberdayaan masyarakat. “Kebakaran gambut selama ini, berdasarkam kajian, karena aktivitas masyarakat buka lahan untuk berkebun,  mencari ikan, dan lainnya,” beber Handeli.

Untuk kegiatan sosialisasi kali ini, lanjut Handeli, ada 16 pokmas yang  diberi bantuan ekonomi produktif.

“Masyarakat yang menentukan kegiatannya, misal membuat kebun nanas,  perikanan, dan beternak bebek. Nanti kita bantu salurkan pemasarannya.  Sehingga pendapatan masyarakat sekitar lahan gambut meningkat,” pungkas dia. #nti

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here