Terus Digenjot, 2 Zona LRT Palembang Mulai Dipasang Rel

Pengecoran untuk pekerjaan slab track mulai dilakukan di dua titik yakni Zona 1.

Jakarta, Sumselsatu.com – Terus dikebut pengerjaan siang dan malam, proyek pembangunan Light Rail Transit (LRT) Palembang berjalan sesuai rencana. Pengecoran pengerjaan slab track (rel) dimulai. Seluruh tiang di sepanjang jalur lintasan dipastikan telah berdiri, kecuali di Jembatan Ampera.

“Pembangunan LRT sejauh ini sudah seperti apa yang kami rencanakan, di mana semua tiang sudah berdiri, kecuali Jembatan Sungai Musi masih ada yang sedang dikonstruksi. Bebarapa steel girder dan steel box girder terutama yang bentang panjang dan lengkung sebagian besar sudah naik,” ujar Suranto selaku Pejabat Pembuat Komitmen Pembangunan Prasarana LRT Sumsel kepada detikcom melalui sambungan seluler, Sabtu (15/7/2017).

Ditambahkan Suranto, semua pekerjaan dilakukan secara paralel dan dikerjakan pada siang dan malam hari agar dapat selesai sesuai target yakni pada akhir 2017 nanti. Beberapa tempat yang telah dilakukan pengecoran untuk pekerjaan slab track mulai dilakukan di dua titik yakni Zona 1 (Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II) dan Zona 5 (Jakabaring) dengan metode cash in situ (cor di tempat).

Pengecoran untuk pekerjaan slab track mulai dilakukan di dua titik yakni Zona 1 (Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II) dan Zona 5 (Jakabaring) dengan metode cash in situ (cor di tempat).

“Kalau untuk pengerjaan rel ini sudah dilakukan sejak 19 Juni yang lalu. Di mana progres secara keseluruhan per 13 Juli 2017 sudah mencapai 44.7 persen,” sambung Suranto.

Sementara itu, pemasangan rel masih terbatas oleh sumber daya yang ada. Di mana window time (jam kerja) yang diberikan hanya pada malam hari. Tapi semua itu akan teratasi dengan penambahan tim yang akan bekerja paralel, kerja siang untuk pembesian dan kerja malam untuk pengecoran.

Terbatasnya Sumber Daya diakui Suranto karena beberapa faktor, salah satunya pengerjaan rel untuk LRT Palembang memang penanganannya berbeda dengan pekerjaan rel pada umumnya yang ada di Indonesia. Di mana jika biasanya pengerjaan rel yang ada dipermukaan tanah dan menggunakan balas (batu kricak), tetapi di Palembang ini harus dilakukan pengecoran di tempat.

Sehingga, dengan penambahan tim baik dari dalam maupun luar negeri nantinya dapat mengatasi kebutuhan di lapangan. Khusus tenaga lokal dapat melakukan pengerjaan rel sesuai pengalaman di negara-negara lain.

Ada penambahan tim baik dari dalam maupun luar negeri nantinya dapat mengatasi kebutuhan di lapangan.

“Nanti akan ada penambahan 9 tim lagi untuk pengerjaan pada malam hari, di mana dalam 1 tim ini ada sekitar 50 sampai 70 pekerja baik dari dalam maupun luar negeri. Komposisinya disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan,” kata Suranto. (min)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here