
Palembang, SumselSatu.com
Saat berkunjung ke Sumatera Selatan (Sumsel) Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) mendapat penganugerahan gelar Raja Balak Mangkunegara yang memiliki arti raja agung yang memiliki kekuasaan tertinggi di negara Republik Indonesia.
Sementara Iriana, istri Jokowi, mendapat gelar Ratu Indoman yang artinya ibunda yang memberikan perlindungan kepada masyarakat dan pengayom rakyat yang tak lepas dari sopan santun.
Gelar kehormatan adat Komering ini diberikan oleh Majelis Tinggi Adat Komering di Provinsi Sumsel. Penganugerahan gelar kepada orang nomor satu di Indonesia tersebut, berlangsung di Griya Agung, Palembang, Minggu (25/11/2018), dihadiri Gubernur Sumsel, H Herman Deru.
Mendapat gelar ini, Jokowi mengucapkan rasa terima kasih atas kehormatan besar yang diberikan kepadanya. Menurut Jokowi, gelar yang diberikan oleh suku Komering di Sumsel sangat bermakna sebagai pesan dan harapan serta tanggungjawabnya untuk selalu mengangkat derajat masyarakat adat Komering, dan yang lebih luas lagi memajukan masyarakat Sumsel.
“Saya berterimakasih sebesar-besarnya atas kehormatan yang diberikan kepada saya. Semoga kebudayaan dan kearifan lokal ini jadi kepribadian bangsa,” ujar Jokowi.
Jokowi menuturkan, di Indonesia tercatat ada 714 suku dengan budaya masing-masing yang berbeda satu sama lain. Hal ini menjadi modal kuat bagi Indonesia untuk meraih kemajuan.
Berkaca pada cerita konflik di Afghanistan, di sana hanya ada tujuh suku namun dua di antaranya terlibat konflik berkepanjangan hinggaa 40 tahun lamanya.
“Jika dibandingkan dengan 714 suku yang ada di Indonesia, jumlah tersebut sangat kecil sekali. Negara kita ini sangat besar dari Sabang sampai Merauke, ada 714 suku. Karena itu persatuan dan kerukunan adalah aset kita,” jelasnya.
Konflik itu, lanjut Jokowi, biasanya sering dimulai dari urusan politik, baik itu pemilihan bupati, walikota. Gubernur, hingga presiden. Menurut dia, masyarakat sering lupa bahwa hal ini berulang setiap lima tahun.
“Rasional saja, silakan pilih A, pilih B, silakan. Jangan sampai ada gesekan sekecil apapun. Ini harus disyukuri. Karena kalau kita bisa satukan, ini bisa jadi aset. Kedepan semoga adat Komering ini berperan aktif menjaga kerukunan di Indonesia,” ucapnya.
Sementara itu, Gubernur Sumsel Herman Deru mengatakan, pemberian gelar ini bertujuan melestarikan budaya daerah Sumsel. Melalui silaturahmi dia berharap dapat meningkatkan kemajuan daerah Sumsel agar maju untuk semua.
“Pemberian gelar ini sudah melalui proses dan ritual adat Komering. Sudah direstui tetua dan Majelis Tinggi Komering Sumsel melalui musayawarah mufakat untuk berikan jajuluk atau gelar kepada Presiden Jokowi,” kata Deru.
Dia menambahkan, pemberian adop/jajuluk/gelar ini memiliki makna simbolik sebagai pertanda bahwa masyarakat Komering menghormati keberadaan seseorang yang telah berjasa pada masyarakat bangsa dan negara.
“Mereka yang dapat gelar ini diangkat jadi keluarga kehormatan dan bagian dari masyarakat Komering,” tandasnya.
Prosesi upacara pemberian dua gelar tersebut diberikan langsung oleh Ketua Majelis Tinggi Adat Komering Sumsel, H Romli Mustika Ratu. Di hadapan 44 Paguyuban se-Indonesia, bupati, kepala OPD, FOKKU, dan masyarakat Sumsel. #nti