Lepas Ikan Air Tawar di Kolam Pengolahan Limbah Cair Kelapa Sawit

CEK LIMBAH ---- Humas PT SAS, Irawan, bersama petugas lapangan melakukan pemeriksaan pH air menggunakan alat tes di lokasi kolam penampungan limbah cair terakhir, Sabtu (26/1/2019). (FOTO: SS1/HENGKY)

Musirawas, SumselSatu.com

PT Selatan Agung Sejahtera (SAS) melepas ikan-ikan air tawar ke dalam kolam akhir pengolahan limbah cair pabrik minyak kelapa sawit (crude palm oil) yang berada di Desa Petunang, Kecamatan Tuah Negeri, Kabupaten Mura.

Biota air tawar itu sebagai kontrol jika air limbah yang diolah telah layak, steril, dan aman untuk kembali ke ekosistem lingkungan sekitar.

Hal tersebut dijelaskan Humas PT SAS, Irawan, SE saat melakukan pemeriksaan rutin pengolahan limbah cair di pabrik CPO PT SAS, Sabtu (26/1/2019).Pabrik CPO tersebut memiliki kapasitas 60 ton per jam.

Besarnya kapasitas pabrik berpengaruh pada banyaknya limbah cair. Irawan menyatakan, pengolahan limbah cair jadi prioritas PT SAS dengan melibatkan akademisi dari Universitas Sumatera Utara (USU) dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Mura.

Diutarakan, untuk pengolahan limbah cair telah dibangun kolam penampungan sebanyak 21 kolam. Masing-masing kolam ada yang berukuran 20 x 100 meter dan ada juga berukuran 20 x 200 meter.

Untuk kolam utama limbah cair, manajemen PT SAS membangun turap keliling untuk mengantisipasi kebocoran atau longsor ketika musim penghujan. Selain itu, pembangunan turap juga dilakukan di kolam penampungan akhir karena itu berbatasan langsung dengan aliran sungai.

“Kita (PT SAS) bangun turap dari kolam penampungan limbah cair berjarak 20 meter. Turap dibangun berdasarkan hasil kajian BLH Kabupaten Mura, karena berbatasan langsung dengan aliran sungai,” jelas Irawan.

Irawan menjelaskan, saat ini telah dibangun kolam penampungan akhir limbah cair. Air yang masuk di kolam tersebut telah melalui proses pengolahan limbah. Di kolam tersebut dimasukkan juga biota air tawar berupa ikan. Biota itulah menjadi kontrol bahwa air tersebut layak, aman, dan setril untuk kembali ke ekosistem lingkungan sekitar.

Selain itu, petugas juga melakukan pengecekan keasaman air di kolam akhir penampungan limbah cair. Pengecekan dilakukan menggunakan alat tes pengukur pH air.

“Pengecekan kadar pH secara rutin sangat penting dilakukan, untuk mengukur derajat keasaman air. Besar kecilnya nilai pH pada sampel air yang digunakan sebagai parameter utama untuk mengetahui keadaan atau sifat baik buruknya sampel limbah cair tersebut. Kadar pH dinilai dengan ukuran antara 0-14. Sebagian besar persediaan air memiliki pH antara 7,0 – 8,2. Namun beberapa air memiliki pH di bawah 6,5,”ujarnya.

Dia menambahkan, dalam pengolahan limbah juga disertai dengan bakteri pengurai dan dilengkapi teknologi pengolahan limbah cair. Semua proses pengolahan limbah cair sesuai aturan yang telah ditentukan.

“Saat ini juga manajemen telah mengajukan izin pengolahan limbah cair (IPLC) di instansi pemerintah. Meski masih proses pengajuan namun pengolahan limbah cair menjadi prioritas utama selain target produksi CPO,”pungkasnya. #gky

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here