Palembang, SumselSatu.com
Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Palembang tetap memberlakukan pembelajaran daring hingga kabut asap menurun. Sementara guru dan karyawan tetap bekerja seperti biasa.
Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS) SD Palembang Mat Genti, SPd, MM mengatakan, sekolah memprioritaskan kesehatan keselamatan peserta didik, tenaga pendidik dan warga masyarakat di pendidikan.
“Kondisi akibat asap dan perubahan iklim memasuki kategori berbahaya bagi kesehatan. Sehingga diterbitkan kebijakan pembelajaran jarak jauh dengan metode daring siswa belajar dari rumah,” ujar Mat Genti, Selasa (3/10/2023).
Pembelajaran daring Surat Edaran Pj Sekretaris Daerah Nomor 97 Tahun 2023 tanggal 30 September 2023 tentang penyesuaian kegiatan belajar mengajar dalam bentuk daring sebagai dampak buruk bahaya kabut asap.
“Kegiatan finger print guru dan karyawan dilakukan pukul 07.00 WIB – 14.00 WIB, sementara jam siang pukul 13.00 WIB -17.00 WIB. Kemudian untuk jadwal pembelajaran siswa tetap disesuaikan dengan jalur pembelajaran reguler. Siswa belajar melalui kegiatan daring sedangkan guru dan karyawan tetap bekerja seperti biasa,” katanya.
Mat Genti menerangkan, pembelajaran daring bukan untuk mengubah metode belajar tatap muka dengan aplikasi digital. Bukan pula untuk membebani siswa dengan tugas yang bertumpuk setiap hari.
Pembelajaran online sebagai kesempatan untuk merepresentasi pendidikan yang mendorong siswa menjadi kreatif mengakses sebanyak mungkin sumber pengetahuan.
Lanjutnya, yang terdampak asap ini semua sekolah di Palembang, terutama di pinggiran karena kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) banyak terjadi di kawasan Ogan Ilir (OI).
“Jadi yang terbanyak terkena kabut asap yang parah di daerah Jakabaring, Plaju dan sekitarnya. Kalau di daerah sini ada juga tapi yang paling terdampak itu sekolah pinggiran di Kota Palembang terutama yang berbatasan dengan Ogan Ilir. Karena asap itu langsung masuk ke kelas,” terangnya.
Akibat kabut asap banyak siswa yang sudah sakit, batuk dan pilek.
Karena itu, sekolah mengutamakan kesehatan karena asap sudah sangat membahayakan.
“Kabut asap sudah masuk rumah. Kabut asap tidak bisa dibendung lagi karena sudah masuk ke dalam rumah dan ruang kelas,” ucapnya.
Ketika dilaksanakan belajar daring, Mat Genti menuturkan, orangtua siswa sebenarnya keberatan untuk anaknya belajar daring. Namun ini semua untuk kesehatan siswa.
“Kita harus belajar sementara waktu, nanti kalau misalnya seminggu ini bagus udara kita buka lagi belajar luring di sekolah,” katanya.
Sementara kendala yang dihadapi karena tidak semua orang tua murid punya hanphone. Kedua mereka tidak punya kuota sehingga tidak bisa membuka pelajaran lewat daring.
“Siswa yang tidak punya handphone silakan siswanya datang ke sekolah mengambil tugas pembelajaran luring. Siswa tetap belajar di rumah,” ungkapnya. #nti