Palembang, SumselSatu.com – Selain fokus membina sisi akademis mahasiswa, Politeknik Darussalam juga meningkatkan house training sebagai bekal di dunia kerja. Makanya, Palembang Darussalam mendatangkan Hasanudin Abdurakhman, seorang cendekiawan, penulis dan kini menjadi profesional di perusahaan Jepang di Indonesia.
House training merupakan program rutin yang dijalankan dalam tiap semester ini, untuk mendorong mahasiswa bisa mengetahui dan memahami tentang pentingnya manajemen kerja dan mencontoh disiplin kerja ala Jepang. Hal ini bertujuan untuk mengatur, menyusun sumber daya manusia yang lebih efektif dan efisien.
Ketua Pelaksana Porwani mengatakan, kegiatan ini diadakan agar bermanfaat bagi mahasiswa. Diharapkan dengan kegiatan ini mahasiswa mampu memberikan teladan kepada mahasiswa tentang kedisiplinan.
“Tujuannya agar mahasiswa termotivasi menyelesaikan pendidikannya tepat waktu. selain itu mengajarkan kepada mahasiswa Politeknik Darussalam dalam mempersiapkan di dunia kerja,” kata Porwani di sela-sela seminar, Jumat (25/8/2017).
Sementara itu, Hasanudin Abdurakhman sebagai pembicara mengatakan Jepang merupakan salah satu negara maju di dunia, terutama di Asia. Jepang terkenal sebagai bangsa yang punya disiplin tinggi. Orang jepang juga dikenal dengan kreativitasnya.
“Kalau kita mau menyebutnya sebagai budaya, boleh saja. Namun yang penting kita ingat, bahwa perilaku itu bisa dimiliki siapa saja, bukan hanya orang Jepang. Tidak salah jika jiwa detail dan hasrat tinggi merupakan kunci keberhasilan orang Jepang. Keberhasilan orang Jepang patut untuk ditiru,” katanya.
Menurutnya, setiap orang di dunia pasti mempunyai sebuah manajemen untuk mampu hidup dengan teratur dan baik. Begitu pula dengan orang di Jepang, pasti memiliki sistem manajemen yang berbeda dengan orang di Indonesia.
“Perusahaan-perusahaan Jepang menerapkan sistem penataan tempat kerja dengan konsep seiri, seiton, seiso, seiketsu, shitsuke, yang dikenal dengan istilah 5S. Konsep ini dipakai di berbagai negara, termasuk Indonesia. Artinya, perilaku tertib, bersih, tepat waktu, dan sebagainya adalah sesuatu yang bisa dilatih dan menjadi kebiasaan,” jelasnya.
Hasanudin menambahkan, kegiatan ini merupakan kegiatan yang efektif dengan tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir dan sesuai jadwal.
“Kami sangat antusias sekali dengan paparan dan pengalaman dari Bapak Hasannudin, semoga kami juga bisa menerapkannya.
Manfaat nyata dari kegiatan ini dapat menerapkan disiplin dalam berkuliah hingga menyelesaikan perkuliahan serta mempersiapkan mahasiswa untuk nantinya dapat memposisikan diri dengan profesional, memiliki semangat organisasi dan kreatif serta peka terhadap dinamika tantangan dunia kerja nanti,” timpal seorang mahasiswa. (Ari)