Dosen dan Mahasiswa Unanti Pengabdian ke Galeri Surya Gambo Muba

PENGABDIAN---Dosen dan mahasiswa Universitas Tridinanti Palembang melaksanakan pengabdian kepada masyarakat di Galeri Surya Gambo, Sabtu (18/11/2023). (FOTO: SS 1/IST).

Sekayu, SumselSatu.com

Tim dari Universitas Tridinanti (Unanti) Palembang terdiri dari dosen dan mahasiswa melakukan kegiatan pengabdian di Galeri Surya Gambo di Desa Toman Baru, Kecamatan Babat Toman, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sabtu (18/11/2023).

Gambo Muba adalah kain khas metode jumputan, diwarnai dengan dicelup getah gambir yang awalnya dianggap limbah dan dibuang percuma. Gambo Muba adalah aksi alternatif dan sumbangan Muba untuk dunia tekstil, produk ini tidak menghasilkan limbah kimia tetapi memanfaatkan limbah getah gambir untuk pewarna Gambo Muba.

Dengan memanfaatkan pewarnaan alam, produk tekstil asli Muba tersebut tidak menghasilkan limbah kimia. Namun demikian warna yang dihasilkan tidak kalah menariknya dibanding pewarna kimia. Bahkan juga sudah mendapat tempat tersendiri di masyarakat, tidak hanya di Muba tapi juga merambah ke luar Sumatera.

Kunjungan ke Galeri Surya Gambo.

“Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan tim Unanti Palembang ini dirancang sedemikian rupa sehingga memberikan manfaat untuk semua pihak,” ujar Wakil Rektor I Unanti Palembang Dr Rosmalinda Permatasari, ST, MT.

Bagi akademisi, dosen adalah sebagai bentuk implementasi kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Bagi mahasiswa yang ikut membantu, sebagai tambahan pengetahuan untuk pembelajaran secara langsung tentang permasalahan yang ada di masyarakat dan solusi yang dapat diambil.

“Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah mendorong pengembangan potensi Galeri Surya Gambo di Muba. Hasil dari kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan sehingga dapat mendorong omzet penjualan. Serta lebih lanjut dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat dari hasil produk gambo,” katanya.

Rombongan dosen memberikan edukasi digital dan laporan keuangan pada UMKM.

Edukasi Digital Marketing & Laporan Keuangan

Rosmalinda mengatakan, dalam pengabdian itu mereka memberikan edukasi tentang digital marketing dan laporan keuangan pada UMKM. Digital marketing merupakan suatu kegiatan pemasaran atau promosi sebuah merek maupun produk menggunakan media digital.

“Sebanyak 77% orang Indonesia sudah melek teknologi dan terkoneksi internet. Hampir semua lapisan masyarakat sudah sadar teknologi. Dari warga pedesaan hingga perkotaan, semuanya sudah terkoneksi internet. Tidak hanya anak muda, orang tua pun sudah mulai main WhatsApp. Oleh sebab itu, saat ini orang-orang memiliki tujuan buat akses internet,” jelasnya.

Rombongan dosen melihat cara produksi gambo.

Dulu masyarakat menganggap bahwa pasar itu adalah tempat berjualan dan bertransaksi secara langsung. Namun untuk saat ini pasar terbesar dan banyak digunakan oleh masyarakat adalah pasar digital.

“Jika ingin berjualan maka harus mendekatkan diri ke pasar digital. Oleh karena itu, pentingnya digital marketing bagi UMKM agar bisnisnya bisa lebih berkembang dan maju. Saat ini kebutuhan manusia bisa terpenuhi dengan melalui aplikasi,” katanya.

Hal tersebut merupakan contoh bahwa pasar terbesar saat ini adalah pasar digital. Para pebisnis itu juga berawal dari UMKM yang pada akhirnya memanfaatkan kemajuan teknologi dan platform digital untuk menjalankan usahanya agar terus berjalan dan banyak kalangan yang bisa mengakses langsung. Media digital tersebut bisa dimanfaatkan sebagai sarana untuk berbisnis dengan mudah.

“Selain itu, kami juga memberikan edukasi laporan keuangan UMKM yang harus diperhatikan dan dipelajari dengan baik oleh para pelaku bisnis, terutama bagi yang baru terjun ke dunia usaha,” tambahnya.

Kegiatan pengabdian juga diikuti Wakil Rektor II Hj Nina Fitriana, SE, MSi, Dr Msy Mikial, SE, MSi, AkCA, CSRS (Dekan FEB Unanti), Dr M Ima Andriyani, SE, MSi (Wakil Dekan I FEB), Hj Agustina Marzuki, SE, MSi (Wakil Dekan II FEB), Amrillah Azrin, SE, MM (Wakil Dekan III FEB), Lusia Nargis, SE, MSi (Sekretaris Jurusan Prodi Manajemen FEB), Kusminaini Armi, SE, MM (Sekretaris Jurusan Prodi Akuntansi FEB), Maryam Zanariah, SE, MM (Kaprodi Manajemen FEB), Suharti, SE, MM (Kaprodi Manajemen Pemasaran), Nur Even, SE, MM (Kaprodi D3 Keuangan dan Perbankan FEB), Dr Sari Sakarina, SE, MM (Kaprodi Magister Manajemen), Dr Irayani, SE, MM (Dosen FEB), Herman Efrizal, SE, MM (Dosen FEB), Muhammad Ridwan, SE, MM (Dosen FEB) dan Umi Hasanah, SE, MM.

Harga Tergantung Tingkat Kesulitan

Salah satu pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) kain gambir, Suryadi Surya sudah menikmati cuan dari usaha produk turunan gambir di bidang eco-fashion tersebut. Bersama sang kakak, Sandy Surya, mereka merintis usaha dengan mendirikan Galeri Surya Gambo sejak 1 Januari 2022.

Adapun produk yang dibuatnya tidak hanya kain jumputan saja, tapi juga baju, gamis, tas, syal hingga sepatu. Semua produk tersebut menggunakan pewarna alam dari limbah getah gambir yang sebelumnya terbuang percuma.

“Harga yang dipatok setiap produk kerajinannya bervariasi tergantung jenis dan tingkat kesulitannya, mulai dari puluhan ribu hingga ratusan ribu,” ujar Suryadi.

Proses pembuatan kain gambo memerlukan waktu yang tidak sebentar. Proses pewarnaan membutuhkan waktu 5-10 hari tergantung kepekatan warna dan tingkat kesulitan. Bahan dasar kain yang berwarnah putih dicelup ke getah gambir hingga menghasilkan warna natural dan memukau seperti cokelat, hitam, hijau, oranye, dan kuning. Disamping itu, Suryadi mengaku memiliki kesulitan terkait lokasi untuk pewarnaan kain gambo.

“Tempat perwarnaan itu kecil jadi tidak memadai untuk pewarnaan yang lebih luas. Karena di tempat kami dalam satu bulan bisa 150-200 meter,” ucapnya.

Dari bisnis kerajinan tekstil tersebut, Suryadi mengaku, dapat membantu puluhan orang di desanya. Sehingga kehadiran UMKM yang dirintisnya dapat menambah penghasilan mereka yang sehari-hari bekerj sebagai petani. Dia berharap usahanya terus berkembang dan semakin membawa manfaat bagi masyarakat.

“Di sini kurang lebih 20 orang yang membantu mengikat kain jumputan, ada pewarnaan, ada juga bantuan dari kawan-kawan untuk bagian keuangan semuanya terintegrasi dari atas sampai ke bawahnya,” katanya.

Sementara itu untuk pemasaran kain gambo, Suryadi tidak hanya melayani pelanggan yang datang ke galerinya saja. Dia sudah memasarkan produk kerajinan eco fashion dengan memanfaatkan marketplace dan juga jejaring media sosial. Melalui media sosial juga dia berbagi pengalaman terkait kain gambo dengan pewarnaan dari alam.

“Kami juga dibantu oleh dinas terkait untuk pemasaran dalam bentuk e-katalog. Alhamdulillah sudah masuk,” kata dia. #fly

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here