Gubernur Herman Deru Tawarkan Peremajaan Kelapa ke Petani Banyuasin

PETANI KELAPA ---- Gubernur Sumsel Herman Deru ketika menemui para petani kelapa dari Banyuasin yang berdemo ke DPRD Sumsel, Kamis (29/11/2018). (FOTO: SS1/IST)

Palembang, SumselSatu.com

Guna menjaga keberlangsungan produksi kelapa di Kabupaten Banyuasin, Gubernur Sumsel Herman Deru menawarkan peremajaan (replanting) kebun kelapa kepada petani.

Tawaran itu disampaikan Gubernur saat menemui para petani kelapa yang menggelar aksi demo di halaman gedung DPRD Sumsel, Kamis (29/11/2018).

Herman Deru mengatakan, dirinya paham betul potensi kelapa di Kabupaten Banyuasin. Menurut dia, permasalahan bukan terletak pada harga semata. Tapi perkebunan kelapa di daerah tersebut sebagian besar sudah berusia tua sehingga diperlukan peremajaan secara massal.

“Saya akan dorong dinas terkait melakukan replanting kelapa agar ini bisa tetap menjadi salah satu penghasilan bagi saudara-saudara kita di Banyuasin,” ujarnya.

Deru mengakui, pengolahan yang masih sangat kurang selalu menjadi sasaran utama pihak luar, sehingga harga kelapa sering ditekan semaunya bahkan dengan angka yang sudah tidak masuk akal.

“Dengan replanting akan kita anggarkan bibit-bibit kelapa yang kebunnya sudah tua. Kelapa ini,  ditanam awal 80an, dan pengolahan kopra pun masih sangat konvensional,” jelasnya.

Dari fakta di atas, lanjut Herman Deru, 0jelas belum ada perhatian khusus dari pemerintah untuk meningkatkan mutu agar industri kelapa dan turunannya punya nilai tambah.

“Lampung bisa, kenapa kita tidak. Padahal kita punya 67.000 hektare kebun kelapa di Sumsel. Cuma itu tadi, dari memecah batok sampai mengeluarkan isinya semua konvensional. Ini yang harus dibenahi,” ucapnya.

Herman Deru berjanji akan segera berkoordinasi dengan pihak terkait untuk menggunakan gedung yang ada di kawasan KEK TAA untuk keperluan pembinaan petani kelapa. Para petani akan dibimbing menciptakan industri kopra yang lebih modern.

“Inilah kenapa kita perlu kecerdasan untuk bermufakat. Saya pastikan ini jadi catatan bagi saya,  buatkan feasibility study untuk bangun industri berkelanjutan berkaitan dengan industri kelapa,” tuturnya.

Gubernur juga mengimbau kepada penegak hukum terkait dugaan kartel yang dikemukakan petani kelapa.  “Saya minta ini ditindak sesuai kewenangan di kepolisian. Pertemuan ini akan menjadi bahan tindaklanjut kedepan,” tambahnya.

Sementara itu perwakilan petani kelapa Banyuasin, Muhammad Asri mengatakan, harga kelapa dan kopra yang anjlok gila-gilaan membuat daya beli petani kelapa di Banyuasin merosot. Jangankan untuk sekolah, untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari saja mereka sudah sangat kesulitan.

“Sebelumnya harga kelapa Rp2.000-3.000, sekarang harganya jatuh Rp1000  sampai Rp700. Petani rata-rata hanya punya 3 hektare dan itu tidak bisa memenuhi kebutuhan petani. Begitu juga kopra sebelumnya Rp11.000 sampai Rp8.000 sekarang hanya berapa ribu saja. Makanya kami ke sini meminta kepada bapak gubernur untuk menaikkan harga kelapa ini bagaimanapun caranya,” ujar Muhammad Asri.

Menurut Asri, mereka menduga ada ulah kartel dalam penurunan harga kelapa ini. Indikasinya bisa dilihat dimana kelapa yang dikelola industri tidak mengalami penurunan sama sekali.

“Kita minta ada pembangunan industri di daerah karena limpahan kelapa bisa sampai 40 kontainer ke Thailand dan China. Tapi kita sendiri tidak kelola. Kami sedih karena kadang kelapa itu kami jual Rp600,” jelasnya.

Di tempat yang sama, Plt Ketua DPRD Sumsel M Yansuri mengatakan, pada dasarnya mereka bisa menganggarkan bantuan untuk petani kelapa asalkan sesuai aturan. “Kita sarankan petani kelapa ini membentuk asosiasi dan koperasi. Sehingga bantuan bisa disalurkan,” saran Yansuri.

Tak hanya petani kelapa, aksi kemarin juga diramaikan masaa yang mengatasnamakan Komite Aksi Untuk Kedaulatan Rakyat Palembang. #nti

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here