Palembang, SumselSatu.com
DPD Pospera Sumsel menggelar roadshow pameran foto aksi 1998 ‘Refleksi 20 Tahun Reformasi’ di Kampus IAIN, 17 sampai 21 Mei dengan tema ‘20 Tahun Reformasi, untuk Alasan Apapun Kami Tak Mau Kembali ke Orde Baru’. Melalui pameran foto ini diharapkan mahasiswa dan masyarakat tidak melupakan sejarah reformasi 1998.
Ketua DPD Pospera Sumsel Tumpal Simare Mare mengatakan, ini adalah momentum 20 tahun yang lalu saat kejadian pergerakan dilakukan hampir seluruh mahasiswa di Indonesia. “Duapuluh tahun yang lalu, pada 1998, mengingatkan kembali peristiwa reformasi. Kita tidak boleh lupa dari sejarah itu mengajari semuanya. Perjalanan sejarahnya di situlah dilihat bahwa menjadi pemimpin haruslah baik,” ujar Tumpal saat dijumpai di lokasi pameran, Jumat (18/5).
Tumpal menjelaskan, pameran foto ditutup 21 Mei nanti. Itu tanggal di mana Soeharto mengundurkan diri atas desakan mahasiswa dan rakyat dan Soeharto digantikan Habibie. “Tanggal 21 Mei itu mengingatkan kembali hari reformasi di Indonesia,” ucapnya.
Pameran ini , lanjut Tumpal, digelar di tiga univeristas yakni Universitas IBA, Universitas Taman Siswa, dan terkahir di UIN Raden Fatah.
“Tiga kampus saja saya pikir sudah cukup. Karena kita juga sudah sebarkan broadcast ke mana-mana, pemberitahuan. Kalaupun ada kampus-kampus lain yang ingin melihat pamerannya, silakan saja datang ke UIN, kKarena ini sampai hari Senin,” katanya.
Menurut Tumpal, dengan adanya pameran foto ini mengingatkan kembali bahwa masa-masa yang sangat sulit itu. “Kita tidak akan bisa berbicara seperti ini. Dengan adanya pameran foto seperti ini semua diungkap. Tapi sekarang apa saja bisa dilakukan asal tidak bertentangan dengan hukum dan aturan,” bebernya.
Founder Ngoloi Kopi, Dodi Hari Utama mengungkapkan, dengan adanya pameran foto pada tahun kejadian 1998 yang diadakan oleh Pospera Sumsel bekerjasama dengan Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ushuluddin ini, seperti mengulang sejarah tahun 1998. Di mana mahasiswa sebagai agen perubahan dan sosial kontrol saat itu sangat luar biasa.
“Perjuangan mahasiswa pada saat itu bagaimana menggulingkan rezim yang dzolim menuju ke orde yang baru. Jadi kalian mahasiswa sekarang keinginannya yaitu terus berjuang untuk melakukan suatu perubahan untuk bangsa Indonesia, jangan hanya diam,” ujar dia.
Dodi menerangkan, harapan ke depan, mahasiswa bias terus menjadi penyambung lidah dan memperjuangkan bangsa Indonesia. Ini harus diteruskan untuk Indonesia lebih baik.
Gubernur Mahasiswa Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam UIN Raden Fatah, M Hakim Juhri menambahkan, melalui pameran ini dirinya bisa melihat kembali sejarah yang terjadi tahun 1998.
“Kita jangan melupakan sejarah. Dari pameran foto ini bisa mengembalikan jiwa-jiwa mahasiswa yakni sosial kontrol, bahwasanya ada semangat dari zaman dulu itu dan juga bisa ditularkan untuk generasi sekarang,” pungkasnya. # nti