Muarabeliti, Sumselsatu.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Musirawas (Mura) bersama Bank Indonesia (BI) Kantor Wilayah Sumatera Selatan (Sumsel) mengembangkan budidaya dan penangkapan bibit bawang merah.
Assiten II Sekretariat Daerah (Setda) Mura Syaiful Ibna didampingi Kadis Pertanian Heryanto menyampaikan, Pemkab memberikan apresiasi besar dengan BI membantu masyarakat, meningkatkan kesejahteraan dan membuka peluang pertanian baru di Desa Bingin Jungut, Kecamatan Muara Kelingi, dengan membuka lahan pertanian bawang merah.
“Bawang merah termasuk kebutuhan pokok yang ada di msyarakat. Berpengaruh besar pada inflasi pertanian di daerah. Sehingga, pemerintah dari pusat, provinsi dan daerah sangat memperhatikan kebutuhan dasar di masyarakat tersebut,” ujar Syaiful Ibna usai melakukan panen bersama klaster bawang merah di Dusun Lima Desa Bingin Jungut, Kecamatan Muara Kelingi, Selasa (2/8/2017).
Dia mengatakan, pemerintah selalu hadir ketika ada permasalahan di masyarakat khususnya masalah sektor pertanian dan pangan. Secara ketat dilakukan pengawasan dan ada Satgas Pangan yang dibentuk bersama yang mengawasi terhadap kebutuhan sembako di masyarakat.
“Sudah komitmen bersama dengan aparat kepolisian jika ada penimbungan, apa menaikan harga sembako secara serampangan kami tindak tegas,” tandasnya.
Syaiful Ibna menjelaskan, kerjasama Pemkab Mura dengan BI Sumsel dimulai sejak 2014. Ada lima kelompok tani yang dibina terhadap penanaman bawang merah. Saat ini sudah panen di atas lahan dua hektar yang hasilnya 12 ton bawang merah kering dan jika basah seberat 60 ton.
“Ini kemajuan besar biasanya bisa menghasilkan 6-7 ton tetapi di Desa Bingin Jungut melampaui target. Ini berkat keuletan para petani dan petugas Bank Indonesia,” kata Syaiful Ibna.
Kepala Perwakilan BI Sumsel Rudy Haerudin mengatakan, luasan lahan di Bingin Jungut itu dua hektar untuk bibit bawang merah. Nah, yang ditanam itu lahan petani. Bantuan itu dari pembentukan, latihan dan pembinaan lain tidak berbentuk uang.
“Ini anggaran BI karena dilihat dari besar inflasi karena bawang dan cabai. Sehingga, BI turun berperan menuntaskan masalah tersebut,” kata Rudy Haerudin.
Dia menyampaikan, selama ini pasokan bawang di Provinsi Sumsel tergantung dari Brebes. BI berperan menciptakan sumber-sumber penghasil baru bawang. Sehingga, menekan inflasi dan membuka pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Panen klaster bawang di Desa Bingin Jungut Kabupaten Mura hasil kerjasama tiga tahun yang lalu. Setelah panen kita fokus di penangkaran bibit bawang. Jadi tidak perlu lagi beli bibit di Brebes karena kita sudah ada,” katanya.
Rudy Haerudin menambahkan, harga bibit saja sekarang Rp50.000,- per kilogram. Jika luasan lahan mencapai dua hektar berapa biaya bibit. Jadi ketika ada penangkaran bibit tidak perlu beli lagi. Biaya petani sudah berkurang. Bahkan, BI juga membangun gudang penampungan bawang. Sesuai standar yang ada, sehingga bawang tersebut tidak busuk dan rusak. (zul)