
Palembang, SumselSatu.com
Harga cabai mulai mengalami kenaikan saat memasuki musim hujan dan menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025.
Berdasarkan pantauan di beberapa pasar tradisional, juga data Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Palembang, lonjakan harga terjadi pada telur, cabai rawit, cabai keriting juga bawang merah.
Salah seorang pedagang di Pasar 26 Ilir Sumayah mengatakan, tren kenaikan harga bahan pokok sudah mulai terlihat sejak beberapa minggu terakhir. Terutama saat memasuki musim penghujan dan menjelang Natal.
“Naik dari awal bulan itu seperti bawang merah perkilogramnya dari Rp32.000 perlahan naik jadi Rp38.000 – Rp40.000. Sama juga cabai sudah mulai ada kenaikan harga,” ujar Sumayah, Rabu (18/12/2024).
Untuk harga cabai perkilogramnya dari harga Rp35.000 menjadi Rp40.000, cabai keriting Rp36.000 menjadi Rp40.000. Sedangkan bawang putih harganya tetap sama dengan pekan lalu Rp40.000.
“Setiap mau Natal dan Tahun Baru harga pasti mulai naik, tapi tidak setinggi saat lebaran. Kami naikkan harga karena dari distributor juga sudah naik,” katanya.
Tak hanya itu, harga telur juga ikut mulai naik walau tidak tinggi. Dari harga perkilogramnya biasanya Rp26.000-Rp27.000, naik menjadi Rp28.500.
“Saya langsung beli 1Kg tadi di pasar karena harganya nanti pasti lebih mahal lagi,” kata Fitri, warga Dwikora.
Sementara itu, Kepala Disdag Kota Palembang Isnaini Madani membenarkan bahwa harga beberapa bahan pangan mulai naik menjelang Nataru.
“Dari yang tim kami pantau sendiri di pasar harga naik tapi memang belum terlalu signifikan, seperti cabai dan bawang,” katanya.
Isnaini mengatakan, kenaikan harga sering terjadi terutama saat hari besar keagamaan. Selain karena permintaan yang tinggi, juga faktor cuaca di wilayah asal sembako.
“Seperti cabai karena kami distributornya dari Purbolinggo dan di sana sedang musim hujan, cuaca buruk, maka mengganggu panen dan menyebabkan harga tinggi,” jelasnya.
Isnaini mengatakan, meskipun sejak beberapa bulan terakhir kenaikan harga cabai, telur, daging ayam, ongkos transportasi (tiket pesawat) dan emas, menjadi pemicu inflasi, pihaknya menyebut tidak akan terlalu tinggi karena dilakukan beberapa upaya penekanan seperti operasi pasar murah.
“Kami memiliki 9 titik pasar murah di wilayah yang lebih banyak masyarakat menengah ke bawahnya. Ini akan berakhir 2x lagi pasar murah,” ujarnya.
Sembilan titik pasar murah tersebut yakni Kecamatan Sukarami, Seberang Ulu 2, Seberang Ulu 1, Plaju, Kemuning, Gandus, Sako, Ilir Timur 2 dan Ilir Barat 1. #daud