Baturaja, Sumselsatu.com
Kesedihan Sudarsono (53), suami korban pembunuhan Hermin Damayanti (51) di Desa Air Paoh, Kecamatan Baturaja Timur, Ogan Komering Ulu (OKU) jelas terlihat saat Rekontruksi yang menghadirkan pelaku pembunuhan Rahmad Sumaedi alias Medi (57), Senin (30/4) siang di kediaman korban.
Mata Sudarsono terlihat berkaca-cara. Mukanya pucat. Kerabat dan sahabatnya terlihat mendampingi dirinya yang saat itu tidak banyak bicara. Ratusan warga terlihat berkumpul di luar rumah korban untuk melihat langsung pra rekontruksi tersebut.
Sorak dan hujatan warga tertuju pada tersangka yang saat ini mengenakan penutup wajah.
“Buka topengnya Pak. Dasar tidak tahu diri. Kejam sekali. Buka topengnya pak, buka biar kami tahu wajah orang itu,” teriak seorang warga, Senin (30/4/2018).
Pemandangan ini terlihat saat Sat Reskrim Polres Ogan Komering Ulu (OKU) menggelar pra rekontruksi kasus pembunuhan terhadap istrinya. Tersangka Rahmad Sumaedi alias Medi (57) dihadirkan langsung di Tempat Kejadian Perkara (TKP) di rumah korban.
Usai pelaksanaan pra rekontruksi, Sudarsono terlihat membenahi barang-barang miliknya. Sejenak ia duduk tersandar di kursi warna merah yang terletak di ruang tamu. Kiri kanannya ada kerabat, sahabat dan rekan kerja yang mendampinginya.
Tidak banyak kata yang dapat ia ucapkan. Nada suaranya lemas. Matanya terlihat memerah dan berkaca-cara. Saat dibincangi wartawan ia tidak menyangka nasib istrinya meninggal dengan cara tragis. Ia tidak menyangka pula jika tersangka tega membunuh istrinya.
“Kurang apa lagi saya. Ia masuk kerja, saya yang bantu. Memang akhir-akhir ini tersangka dua kali menemui saya untuk pinjam uang. Karena jumlahnya besar tidak saya pinjami. Tetapi meski demikian, tetap saya kasih uang seadanya,” cerita dia.
Bapak tiga orang anak ini menceritakan, tersangka itu memang sudah pensiun dan meminta bantu untuk mencairkan dana pensiun. Karena masih proses, maka dana pensiun itu tidak bisa dicairkan cepat.
“Datang ketiga kali, saya sedang tidak ada di rumah. Ya begini kejadiannya, istri saya jadi begini,” ucap dia menahan rasa sedih dan air mata.
Sedikitpun, kata Sudarsono, dirinya dan keluarga tidak menyangka peristiwa yang dialami istrinya akan terjadi. Sebab tidak ada tanda-tanda sedikitpun. “Semuanya berjalan normal. Tidak ada tanda-tanda yang aneh terhadap istri saya,” ceritanya.
Namun, beberapa minggu belakangan almarhum istrinya, kata dia, rajin melaksanakan sholat malam. Hal ini ia anggap biasa, sebab mereka sudah berencana melaksanakan ibadah haji yang rencananya akan berangkat tiga tahun ke depan.
“Beberapa minggu belakangan memang almarhum istri saya rajin sholat malam,” katanya.
Sebelum mengakhiri pembicaraan ia mengucapkan terima kasih kepada pihak kepolisian yang telah berhasil mengungkap kasus ini.
Ia berharap agar tersangka bisa dihukum setimpal sesuai perbuatannya. “Saya hanya bisa bersabar dan ikhlas. Mau bagaimana lagi, mau berbuat apa. Istri saya juga tidak bisa kembali lagi. Untuk itu saya meminta agar tersangka dihukum setimpal dengan perbuatannya,” pintanya.
Warga mengaku juga sangat tidak menyangka, warga mengungkapkan keseharian korban sangat baik dan pandai bergaul dengan tetangga sekitar, “Saya ikut memandikan korban pak, sedih saya lihatnya. Jadi kami harap juga pelaku bisa dihukum mati,” ucap ibu-ibu yang hadir saat itu. #ori