Palembang, SumselSatu.com
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan imbauan agar waspada terhadap potensi El Nino atau kejadian di mana suhu air laut yang ada di Samudra Pasifik memanas di atas rata-rata suhu normal di wilayah Sumatera Selatan (Sumsel).
Fenomena El Nino berdampak terjadinya kekeringan di sejumlah wilayah di Sumsel. El Nino akan membuat peningkatan suhu serta potensi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), baik petani maupun pemerintah diingatkan untuk mewaspadai hal ini terutama saat puncak kemarau yang bisa membuat kualitas udara yang kurang baik.
Dari data BMKG, musim kemarau di Sumsel bakal terjadi Agustus sampai pertengahan Oktober 2023 mendatang, yang memungkinkan curah hujan di akan berada di bawah normal, sehingga kemungkinan hujan akan turun cukup kecil.
Kondisi ini perlu diwaspadai pemerintah untuk mengambil tindakan atau upaya mempersiapkan segala kondisi yang ada. Seperti di Palembang pada bulan ini hingga September itu curah hujan 50 mm, namun kondisi masih di bawah normal akan berada di bawah 50 mm.
Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Sumsel Nandang Pangaribowo mengatakan, mesti diwaspadai seperti dampak kekeringan yang mungkin akan terjadi, termasuk potensi karhutla.
Atmosfer di wilayah Pasifik khususnya El Nino di mana statusnya menjadi El Nino moderat, sehingga berpotensi kekeringan di Indonesia di wilayah Kalimantan dan Sumatera sehingga meningkatkan hotspot (titik panas).
“Pada kondisi ini, terjadi potensi tingkat kekeringan yang mungkin akan meningkat karena ada penurunan curah hujan hingga 70 persen,” katanya, Minggu (6/8/2023).
Diperkirakan El Nino pada tahun ini akan berlangsung hingga akhir tahun, namun dia berharap kondisi dapat berkurang atau dampak kekeringan menurun.
“Tentunya di sektor pertanian akan mungkin terdampak kekeringan, termasuk juga pada sektor kesehatan untuk lebih mewaspadai,” katanya. #fly
