Palembang, SumselSatu.com
Eddy Santana Putra (ESP) telah mengirimkan surat pengunduran diri dari anggota PDI Perjuangan tertanggal 4 Juli 2018. Dengan telah diterimanya surat pengunduran diri tersebut oleh DPD PDI Perjuangan Sumsel, ESP dinyatakan dilarang menggunakan atribut PDI Perjuangan, baik secara lisan maupun tulisan.
“Surat pengunduran pak ESP diterima DPD PDI Perjuangan Sumsel pada 4 Juli 2018,” kata Wakabid Ideologi dan Kaderisasi DPD PDI Perjuangan Provinsi Sumsel Susanto Aziz saat dihubungi, Rabu (4/7).
Susanto Aziz menjelaskan, dalam berpartai, PDI Perjuangan memiliki lima sikap mantap yakni mantap ideologi, mantap organisasi, mantap kaderisasi, mantap SDM, dan mantap program.
“Artinya lima sikap itu harus dipatuhi kader PDI Perjuangan. Sehingga seluruh kader harus patuh terhadap keputusan partai,” ujarnya.
Oleh sebab itu, lanjut Susanto, siapapun yang tidak mematuhi aturan partai dan tidak memiliki lima sikap mantap itu, dinilai telah melanggar aturan. “Yang tidak mematuhi aturan partai, maka dia bukan kader PDI Perjuangan. Oleh sebab itu, kami telah memproses pelanggaran yang dilakukan pak ESP,” katanya.
Susanto menjelaskan, kader yang baik harus tegak lurus dengan keputusan partai. Oleh sebab itu, tim advokasi PDI Perjuangan telah memproses pelanggaran yang dilakukan ESP yang mendukung pasangan calon lain di Pilgub Sumsel 2018.
“Pak ESP memilih mendukung paslon lain. Tanpa surat pengunduran diri, ESP pasti dikeluarkan dari PDI Perjuangan. Karena telah resmi keluar, maka ESP tidak boleh lagi menggunakan atribut PDI Perjuangan baik secara lisan atau tulisan,” pungkasnya.
ESP sendiri, dalam surat yang ditandatangani di atas materai tertanggal 4 Juli 2018 menyatakan mengundurkan diri dari anggota PDI Perjuangan. Dalam surat itu juga, ESP menyampaikan permohonan maaf dan ucapan terima kasih kepada seluruh kader PDI Perjuangan yang selama ini telah berjuang bersama. #nti
