KPK Atur Strategi untuk Jerat Novanto Lagi

Wakil Ketua KPK Saut Situmorang

Jakarta, SumselSatu.com

KPK tengah mengatur strategi untuk kembali menjerat Setya Novanto dalam kasus e KTP. Salah satu strateginya dengan menganalisis informasi dari FBI yang menyebutkan pemberian sejumlah uang dari Johannes Marliem ke Novanto.

“Apakah (informasi FBI) bisa dikapitalisasi? Bagaimana kemudian kita mengembangkan kasus ini? Ya nanti pelan-pelanlah kita pelajari. Tapi kita nggak mau kalah kali,” kata Wakil Ketua KPK Saut Situmorang di Hotel Four Points, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (9/10/2017) dikutip dari detikcom.

Namun, Saut mengatakan kali ini KPK harus sedikit tenang dalam menghadapi Novanto. “Ya itu dong (Novanto bisa tersangka lagi), kita kan digaji untuk itu, ya nggak? Cuma harus pelan-pelan, tenang, karena kita harus prudent betul,” kata Saut menambahkan.

Sebelumnya dalam sebuah pemberitaan media luar negeri disebutkan ada pemberian uang sebesar USD 700 ribu dari Johannes ke Novanto. Ada juga pemberian jam tangan merek Richard Mille seharga USD 135 ribu dari Johannes ke Novanto.

Dalam dokumen gugatan terkait Johannes Marliem, agen khusus FBI Jonathan Holden menyatakan Marliem mengakui memberikan sejumlah uang dan benda lain kepada pejabat di Indonesia terkait lelang e-KTP pada 2011. Keterangan itu didapatkan Holden dari pemeriksaan terhadap Marliem pada Agustus 2017.

Marliem, menurut pengakuan Agen Holden, mengungkap soal pemberian jam tangan Richard Mille kepada Novanto senilai USD 135 ribu (sekitar Rp 1,8 miliar). Jam tangan tersebut diberi Marliem di Beverly Hills.

Namun, pengacara Novanto, Fredrich Yunadi, membantah keterangan agen khusus FBI Jonathan Holden yang menyebut Johannes Marliem memberikan jam tangan Richard Mille senilai USD 135 ribu (sekitar Rp 1,8 miliar) kepada Novanto.

“Itu berita yang bersifat untuk penghasutan dan sesuatu tidak masuk akal. Selama saya sama beliau (Setya Novanto), saya belum pernah lihat beliau pakai jam tangan Richard Mille. Malah saya punya dan itu bukan barang yang istimewa. Saya rasa hampir semua anggota Dewan punya. Harganya memang mahal, tapi itu menurut orang tertentu, kan,” ujar pengacara Fredrich, saat dihubungi detikcom, Rabu (4/10/2017). #min

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here