Pondok Pesantren & Sekolah Alam Kiai Marogan Bertekad Cetak Ulama Sekaligus Pengusaha

FOTO BERSAMA---Pendiri sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren dan Sekolah Alam Kiai Marogan Masagus Ahmad Fauzan, SQ, bersama santri. (FOTO: SS 1/YANTI).

Palembang, SumselSatu.com

Pondok Pesantren (Ponpes) dan Sekolah Alam Kiai Marogan berkomitmen mencetak santri yang sukses di dunia dan akhirat.

“Kami punya misi mencetak Kiai Marogan baru, karena Kiai Marogan adalah sosok ulama dan saudagar. Jadi beliau sukses dunia dan sukses akhirat, istilahnya itu seorang alim tapi seseorang yang pengusaha atau entrepreneur,” ujar Pendiri sekaligus Pengasuh Ponpes dan Sekolah Alam Kiai Marogan Masagus Ahmad Fauzan, SQ, Kamis (19/10/2023).

Para santri belajar dari pagi hingga siang dan mata pelajarannya sama dengan sekolah umum. Kemudian Ada sekolah alam dan diajarkan leadership dan entrepreneurship.

Santri penghafal Alquran.

“Jadi kami arahkan supaya mereka itu seimbang dunia dan akhirat. Akhiratnya paling tidak indikatornya adalah hafal Alquran, bisa jadi imam dan Kiai di kampungnya,” katanya.

Ustadz Yayan-sapaan akrabnya mengatakan, Ponpes Kiai Marogan ini adalah ponpes modern. Pesantren ini dibuka sejak tahun 2018 tapi dari tahun 2010 sudah ada Rumah Tahfidz Quran di Masjid Kiai Marogan, Kertapati.

Kemudian mendapat wakaf lahan Talang Betutu ini seluas 2 hektar pada tahun 2018 dan langsung dibangun. Tahun 2019 menerima tahun ajaran pertama. Jadi Ponpes Kiai Marogan ini adalah perpaduan antara sekolah formal dan Tahfidz Quran.

“Jadi dari pagi sampai siang santri sekolah formal. Itu sudah ada izin dan akreditasinya setingkat SMP dan SMA. Kita menyebutnya Sekolah Alam Kiai Marogan di bawah Dinas Pendidikan atau Kemendikbud. Sudah ada tamatan atau yang lulusan sejak dua tahun lalu,” terangnya.

“Jadi memang konsentrasi kita adalah Tahfidz Alquran. Sehingga setiap anak yang tamat dari sini bisa memiliki hafalan Alquran sampai 30 juz. Jadi dari pagi sampai siang anak-anak sekolah formal, kemudian dilanjutkan di asrama dari siang sampai malam hafalan Alquran,” sambungnya.

Ustad Yayan menerangkan, sistem hafalan Alquran dilakukan setiap selesai salat lima waktu, di mana anak-anak dibagi kelompok halaqah atau lingkaran orang yang duduk bersama dalam suatu majelis pengajian untuk bersama-sama mengkaji dan mempelajari Islam

“Nanti mereka tinggal menghafal Alquran. Kemudian sudah berhasil hafal disetorkan kepada instruktur atau pembimbing sampai habis sampai 30 juz,” ucapnya.

Ustad Yayan mengungkapkan, untuk jumlah santri sebanyak 100 anak. Tapi mulai tahun 2023 mereka menerima siswa yang pulang pergi dari warga komplek yang ada di sekitar pondok.

“Jadi mereka pagi sampai sore di Sekolah Alam Kiai Marogan ini,” katanya.

Ketika ditanya keunggulan Ponpes Kiai Marogan, Ustad Yayan menuturkan, setiap ponpes itu punya ciri khas masing-masing. Ada ponpes kelebihannya di bahasa dan ada juga di kitab kuning.

“Kami fokus di Tahfidz Quran. Jadi para santri yang tinggal di sini kami dorong supaya kegiatan sehari-harinya itu menghafal Alquran. Selain itu, kita didik akhlak anak-anak. Jadi kita bentuk akhlak dan adab mereka. Kita juga tanamkan untuk ikut Tarekat Naqsyabandiyah (tarekat utama dari ajaran tasawuf sunni-red) setiap Senin dan Selasa malam, dan malam Jumat ada dzikir. Kemudian dua bulan sekali ada kegiatan suluk (jalan-red) lima hari di bulan ganjil. Itu mereka belajar adab-adab tentang keyakinan kepada Allah SWT,” bebernya.

Ponpes Kiai Marogan diserahkan atau dititipi anak-anak yatim dhuafa berjumlah sekitar 30 anak. Kemudian anak-anak kurang mampu.

“Jadi soal biaya itu tidak terlalu membebani di anak-anak. Karena kami didukung oleh orang tua asuh atau donatur setiap bulannya untuk makan dan minum santri. Kemudian gaji guru dan juga pembangunan asrama, kelasnya dan bangunan itu lebih banyak dana dari pihak luar, bukan hanya santri kita,” tuturnya.

Lanjutnya, saat ada anak yang mau menghafal Alquran mereka sudah bersyukur luar biasa karena tidak mudah menghafalkan ayat Alquran. Apalagi kalau anak yatim yang tidak sekolah atau tidak memperhatikan soal pendidikannya.

“Kami belain agar di sini ada sekolah formal sehingga mereka dapat ijazah formal seperti anak-anak yang lain. Kemudian kalau mereka berhasil hafal Alquran itu bisa jadi nilai plus sehingga bisa melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi,” katanya.

Santri disini, sambung Ustad Yayan, berasal dari berbagai provinsi dan daerah seperti Batam, Medan dan Lampung.

“Seiring perkembangan dan perubahan zaman, kami sesuaikan dengan kondisi hari ini dan ke depan. Bagi kami yang penting anak-anak itu kita kuatkan pondasi spiritualnya dengan dzikir dan Tarekat Naqsyabandiyah. Untuk cita-cita para lulusan di Ponpes dan Sekolah Alam Kiai Marogan itu kami serahkan kepada mereka masing-masing,” tandasnya. #nti

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here