SKIPM Ajarkan Masyarakat Cara Memilih Ikan yang Segar

SOSIALISASI---Salah seorang Ibu Rumah Tangga yang menyaksikan Sosialisasi bagaimana memilih ikan yang baik dari tim SKIPM. (FOTO : SS1/Mardiansyah)

Palembang, SumselSatu.com

Dalam rangka Bulan Bakti Mutu Karantina tahun 2018, Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (SKIPM) Kelas II Palembang. Menggelar sosialisasi tentang cara pemilihai ikan yang segar dan layak konsumsi kepada masyarakat.

Erik Ariyanto, Kepala Seksi Pengawasan, Pengendalian dan Informasi mengatakan, dalam rangka Bulan Bakti Mutu Karantina tahun 2018, SKIPM banyak melalukan kegiatan yang temanya untuk masyarakat.

“Seperti kali ini kami sosialisasi ke masyarakat tentang bagaimana memilih ikan yang berkualitas baik untuk dikonsumsi,” jelas Erik di sela sosialisasi yang dilakukan pihaknya, bertempat Hypermart PSx Mall, Sabtu (21/4/2018).

Menurit Erik, Masyarakat terutama para ibu rumah tangga ataupun para orang tua, haris bisa mengetahui dengan baik bagaimana bentuk ikan yang masib segar dan baik di konsumsi bagi keluarganya.

“Kami mencobanya melalui praktek langsung di lapangan, ikan yang segar dan baik dikonsumsi bisa kita lihat dari penampakan fisik ikan.

Jika ditekan badannya dia “Elastis” akan kembali ke bentuk semula. Kalau yang sudah tidak segar, jika ditekan badannya tidak akan kembali. Itu menandakan organ dalam tubuh ikan sudah hancur,” beber Erik.

Selain itu, dirinya juga memberikan contoh lain untuk ikan yang segar bisa dicium dari bau amis dari ikan itu sendiri. Jika masih tercium bau amis yang segar maka ikan itu masih segar, sedangkan jika tidak lagi tercium bau amis, kemungkinan ikan itu sudah tidak segar lagi.

“Bisa kita cek juga mata ikan, kalau mata ikan masih terlihat menonjol atau cembung, berarti ikan itu masih segar dan baik. Dan juga kita bisa cek lendir dan insangnya, jika kita lihat lendir ikan masih cerah dan  insang ikan masih bewarna merah dan dalam keadaan bagus, maka ikan tersebut masih segar dan baik. Hal-hal ini yang kita ajarkan kepada masyarakat agar ikan-ikan yang dikonsumsi mengandung protein yang tinggi,” ujarnya.

Pihaknya juga menjelaskan tentang bagaimana cara membedakan Ikan yang banyak mengandung formalin ataupun bahan kimia berbahaya lainya.

“Kalau ikan yang mengandung formalin, ikan tidak akan dikerumuni lalat, lalat tidak akan mendekat pada ikan yang mengandung bahan berbahaya. Juga bisa dilihat dari tekstur matanya, mata ikan yang mengandung formalin akan bewarna putih,” jelasnya.

Ia menyampaikan bahwa masyarakat Sumsel sudah memahami dan tahu bagaimana cara memilih ikan yang sehat. Pihaknya mencoba untuk mengenalkan melalui praktik-praktik di lapangan agar lebih dekat dengan masyarakat.

“Menjelang bulan suci Ramadhan, kami akan melakukan sidak-sidak bersama dengan tim Ketahanan Pangan sesuai dengan tupoksi masing-masing. Tahun kemarin kami turun sampai tujuh kali ke pasar-pasar dan Super Market,” ungkapnya.

Dikatakan Erik bahwa konsumsi ikan di Sumsel merupakan salah satu terbesar di Indonesia mencapai 42 kilogram perkapita. Kementerian Perikanan mencoba secara terus-menerus untuk meningkatkan konsumsi terhadap komiditi ikan di Sumsel

Terakhir, selain kepada masyarakat pihaknya juga mensosialisasikan Ikan yang sehat kepada para pedagang ikan. “Sosialisasi juga kami lakukan kepada pedagang di Pasar Induk terkait dengan pangan sehat, Alhamdulillah ikan yang beredar di Pasar Induk semuanya baik dan tidak ada yang menggunakan bahan berbahaya, dan juga baik untuk dikonsumsi,” tutupnya. #ard

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here