Usai Asian Games, Pembangunan Stasiun LRT Dituntaskan

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) LRT Palembang, Suranto. (FOTO: SS1/YANTI)

Palembang, SumselSatu.com

Setelah perhelatan Asian Games 2018 usai nanti, jam operasional light rail transit (LRT) Palembang akan dibatasi dari pukul 06.00-18.00 WIB. Tujuannya untuk mempercepat penyelesaian pembangunan fisik LRT, khususnya menuntaskan pembangunan beberapa stasiun yang belum siap.

Hal tersebut diungkapkan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) LRT Palembang, Suranto, saat diwawancarai di ruang kerjanya, Senin (27/8/2018).

“Sekarang pembangunan fisik LRT Palembang sudah mencapai 97,31 persen. Kita ingin pengerjaan fisik beberapa stasiun selesai secepatnya. Pembatasan jam operasional itu berlangsung hingga stasiun selesai seluruhnya,” ujar Suranto.

Suranto menjelaskan, dari 13 stasiun yang direncanakan, baru enam stasiun yang sudah beroperasi sebagai tempat pemberhentian. Selebihnya tujuh stasiun belum bisa digunakan sebagai tempat pemberhentian karena belum selesai.

“Stasiun yang sudah beroperasi sebagai tempat pemberhentian di antaranya Bandara, Palembang Icon, Cinde, Ampera, Bumi Sriwijaya. Sedangkan tujuh stasiun lain tidak jadi pemberhentian karena aksesnya yang belum selesai diantaranya  tangga, eskalator, dan lainnya,” beber Suranto.

Suranto mengakui, ketujuh stasiun yang belum dioperasionalkan sebagai tempat pemberhentian karena masih ada lahan yang belum bebas. Selain itu, ada kendala utilitas milik PLN.

“Ada beberapa stasiun yang belum selesai pembebasan lahan. Sedangkan untuk kabel PLN, kita koordinasi dengan PLN untuk dipindahkan,” kata Suranto seraya menambahkan walaupun belum dipakai untuk pemberhentian, stasiun tersebut bisa dipakai untuk evakuasi.

Suranto berharap masyarakat Sumsel, khususnya Palembang, untuk memanfaatkan LRT sebagai sarana transportasi.  “Dengan adanya LRT ini, Palembang  menuju kota metropolitan dan internasional.  Mari kita jaga baik dan ikut memiliki. Kalau ada sesuatu kita harus maklum, karena kita masih tahap ujicoba,” tandasnya.

Ke depan, sambung Suranto, dari delapan trainset, enam dioperasionalkan, satu untuk cadangan,  dan satu untuk perawatan.

“Untuk kecepatan LRT Palembang 100 km per jam.  Untuk mencapai kecepatan maksimal 100 km per jam perlintasannya belum memungkinkan karena  banyak lengkung, kemudian jarak antar stasiun ada yang tidak sampai 1 km,” katanya.

Mengenai cara pembayaran, Suranto menjelaskan, penumpang bisa menggunakan kartu uang elektronik. Karena pembayaran karcis ke depan tidak digunakan lagi.

“Sejak awal LRT diluncurkan 23 Juli 2018, penumpang naik LRT bisa menggunakan lima kartu uang elekteonik dari tapcas BNI, Flash BCA, Mandiri E-Money, BRI Frizy, Bank Sumsel Babel. Dengan menggunakan kartu uang elektronik, penumpang jadi lebih praktis tidak antre.  Nanti semua pembayaran menggunakan kartu uang elektronik,” pungkasnya.  #nti

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here