Puluhan Prajurit dan PNS Ikuti Pembinaan Mental Fungsi Komando

SERIUS– Puluhan prajurit dan PNS di jajaran Korem 044/Gapo serius mendengar materi yang disampaikan pada kegiatan pembinaan mental fungsi komando, Senin (24/9/2018). (FOTO: SS1/IST)

Palembang, SumselSatu.com

Puluhan prajurit dan pegawai negeri sipil (PNS) di jajaran Korem 044/Gapo mengikuti pembekalan pembinaan mental (bintal) fungsi komando dari Perwira Bintal Korem 044/Gapo, Senin (24/9/2018). Kegiatan berlangsung di Gedung Balai Prajurit Markas Korem 044/gapo, Jalan Jenderal Sudirman, KM 4,5 Palembang.

Perwira Seksi Personel (Pasipers) Korem 044/Gapo Mayor Inf Binsar Panjaitan, saat membuka acara, menyatakan, bintal fungsi komando pada hakikatnya bertujuan untuk menyegarkan kembali dan memotivasi para prajurit dan PNS TNI agar tetap memiliki semangat dalam mengabdi, berkarir, dan berkarya.

“Selain itu diharapkan para prajurit dan PNS tetap berpedoman, patuh, dan taat pada rambu-rambu yang telah ditetapkan. Dengan tetap berpijak pada Sapta Marga, Sumpah Prajurit, Delapan Wajib TNI, dan Panca Prasetya Korpri, guna meminimalisir pelanggaran yang dilakukan personel Korem 044/Gapo,” terang Mayor Binsar.

Sementara Pabintal Korem 044/Gapo Letda Inf H Syamsul Rizal, dalam ceramah bintal fungsi komando, menyampaikan materi “Upaya PKI dalam Memutarbalikkan Fakta Sejarah”. Materi ini disampaikan bertepatan dengan bulan September, dimana pada bulan tersebut bangsa Indonesia pernah mengalami sejarah kelam pada tahun 1965 yaitu pengkhianatan G 30 S PKI, dan hingga sekarang faham komunisme dirasakan masih terus berkembang di Indonesia.

“Kekhawatiran negara akan bangkitnya kembali kekuatan lama yang pernah menusuk pemerintah dari belakang di tahun 1948 dan 1965 yaitu eks-PKI (Partai Komunis Indonesia) sangat beralasan sebab berbagai informasi yang didapatkan ternyata kelompok tersebut sering melakukan manuver yang nyaris tidak bisa dilihat gerakannya oleh pemerintah,” terang dia.

Selain itu, kelompok faham komunisme ini tidak segan melakukan infiltrasi ke kampus-kampus, masuk ke ormas kepemudaan lain untuk mempengaruhi dan menyaring para pemuda guna dijadikan kader, menerbitkan buku-buku tentang Karl Marxis, bahkan ada yang berusaha mengubah kurikulum pendidikan untuk tidak memasukkan peristiwa-peristiwa sejarah kelam bangsa Indonesia.

“Hal tersebut mereka lakukan guna mengubah pemikiran generasi muda kita sejak di bangku pendidikan supaya melupakan peristiwa pemberontakan dan peristiwa sejarah kelam waktu itu, usaha-usaha itu mereka lakukan untuk memutarbalikkan fakta sejarah,” tegas Pabintal.

“Untuk itu, marilah kita semua untuk dapat memberikan arahan pembinaan kepada prajurit, PNS beserta keluarganya dan masyarakat di lingkungannya agar dapat meluruskan dari pemutarbalikan sejarah G.30.S PKI dari fakta sejarah yang sebenarnya serta mencegah keterpengaruhan faham tersebut,” pungkas Letda Syamsul. #tri

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here