SumselSatu.com
Di halaman kantor DPRD OKU, yang nampak sepi, tiba-tiba pria berselempang tas dengan menjinjing kain sarung menghampiri awak media yang berada di sudut kantin kantor wakil rakyat itu, pada Kamis (7/12/2017).
Permisi mas dengan logat orang timur, mau beli kain khas Makasar, ucap pria yang diketahui bernama Dedi (23).
Ternyata pria ini jauh-jauh dari Makasar ke Baturaja Ogan Komering Ulu (OKU), untuk menjual kain khas Makasar. Membawa satu tas selempang ia memegang beberapa kain sarung khas Makasar di tangannya.
Bukan hanya ke Baturaja. Bahkan sampai ke Martapura hingga Lampung. Minat beli masyarakat di Baturaja cukup baik katanya. Dalam sehari ia bisa mampu menjual sampai puluhan lembar kain per hari.
“Misalnya hari ini, saya bisa menjual sampai 25 lembar. Harga yang saya jual paling murah Rp 50.000 per lembar,” cerita Dedi.
Kain yang jual Dedi meski terbilang murah, namun kualitasnya cukup baik. Bahan kain kata dia berbahan dari serat serai yang kerap dimanfaatkan untuk bumbu dapur.
“Jadi serabut atau serat serai itulah yang di olah menjadi kain. Sehingga saat di pakai kain ini terasa nyaman dan wangi serai terasa,” ceritanya, selain nyaman di pakai karena tidak panas, manfaat lain nyamuk juga enggan mendekat.
“Aroma wangi serai juga bisa tahan lama. Semakin kita gosok-gosok pakai tangan aroma serai semakin terasa,” ceritanya.
Herman seorang pembeli mengaku, ia membeli kain itu karena tertarik dengan corak dan warnanya yang kalem. Bahannya halus. Selain itu juga aroma serainya cukup terasa.
“Dipakai juga nyaman. Selain itu harganya juga ekonomis,” ucapnya berpromosi. #ori