RI Diminta Lobi WTO hingga Lintas Negara Hadapi Perang Dagang AS

Pengamat Hubungan Internasional, Hikmahanto Juwana

Jakarta, SumselSatu.com 

Perang dagang merembet ke mana-mana. Setelah Amerika Serikat (AS) versus China, kini ancaman perang dagang AS juga merembet ke Indonesia.

Pengamat hubungan internasional dari Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana menyarankan pemerintah perlu bersikap meminta Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO) turun tangan.

“Jadi Indonesia harus mendorong agar WTO bertindak. Soalnya WTO adalah organisasi untuk perdagangan internasional,” kata Hikmahanto, Senin (9/7/2018).

Situasi ini membuat peran WTO diuji. Bila tak mampu meredam perang dagang ini, WTO dinilai bakal kehilangan perannya. WTO perlu didorong untuk mengadakan pertemuan darurat guna membahas perang dagang ini.

Selain itu, Indonesia perlu mengajak negara lain bersama-sama melawan pengaruh negatif perang dagang AS vs China. Penggalangan kekuatan kemudian bisa ditingkatkan dengan mengajak Uni Eropa.

“Menggalang negara-negara yang terdampak untuk melakukan upaya-upaya agar perang dagang tidak berlarut-larut. Negara-negara yang layak dilobi adalah negara-negara berkembang. Negara-negara berkembang ini yang nantinya bisa berkoalisi dengan negara Eropa, termasuk Rusia dan Uni Eropa,” tutur Hikmahanto.

Esensi perang dagang ini adalah memproteksi tiap negara dari perdagangan internasional. AS menerapkan tarif yang tinggi untuk barang dari China. Begitu juga sebaliknya, China menerapkan tarif yang tinggi untuk barang yang masuk dari AS. Padahal dunia, menurut Hikmahanto, perlu mendorong ideologi pasar bebas.

“Ini karena apa yang dilakukan oleh AS dan China jelas-jelas bertentangan dengan semangat dan prinsip perdagangan bebas yaitu melaksankan kebijakan proteksionis,” kata Hikmahanto. #min/dtc

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here